Aku menikmati setiap ayunan punggung Bee. Aku menikmati setiap koreksi dari coach, aku menikmati pegal2 kaku otot esok harinya, sebagaimana aku menjura dengan banjir dopamin dan endorfin setelahnya, aku bahkan menikmati kriukan suara Bee makan wortel yg kubawakan. I loved the process. Rasanya pengin 2 hari sekali latihan deh. Hehe..
Buku Diary Telah Mati
Daily digital blog tentang keresahan diri, hobi, dunia digital, keluarga, dan komunitas seorang Bue (ibu) Ayaran. Mencoba memungut makna dari setiap peristiwa. Ambil jika ada yg bisa dipelajari, hempaskan jika sekedar sampah unfaedah. Silakan kasih feedback juga di komentar ya. Luv u and thank u! Muachhh!
Kamis, 16 November 2023
Belajar Berkuda, Teknik Rising Trot n Sitting Trot
Aku menikmati setiap ayunan punggung Bee. Aku menikmati setiap koreksi dari coach, aku menikmati pegal2 kaku otot esok harinya, sebagaimana aku menjura dengan banjir dopamin dan endorfin setelahnya, aku bahkan menikmati kriukan suara Bee makan wortel yg kubawakan. I loved the process. Rasanya pengin 2 hari sekali latihan deh. Hehe..
Sabtu, 04 November 2023
Meet Be, My First Bestie on Horse Riding
Keinginan berkuda itu sebenarnya sudah lama. Tapi karena menurutku termasuk mahal, dan nggak banyak pilihan penyedia jasa kursusnya, baru hari ini niat itu terlaksana.
source gambar https://www.britannica.com/topic/horsemanship/Bridles |
Senin, 18 September 2023
Take It Slow But Sure
Minggu, 10 September 2023
Questioning My Self
Mempertanyakan diri sendiri, pernahkah? Pasti. Seberapa sering? Tergantung, apakah kita termasuk over thinking, baperan, atau cueks.
Dalam ranah apa? Kemampuan akademis, kemampuan sosialisasi? Or what?
Aku kemarin kena serangan itu. Mempertanyakan diri sendiri, sudah benarkah langkahku? Dsb dsb.. Itulah kenapa kuputuskan untuk mengangkat itu sebagai tema jurnaling pagi ini.
Sepulang antar bocah, menengok dan ngelus-ngelus sebentar tanaman di halaman, kunyalakan laptop dan mulai mengetik. Sembari menanti si laptop ready, mengecek beberapa wa wapri dan group.
Pemicu aku mempertanyakan diri sendiri adalah menikahnya seorang teman, termasuk dekat rumah, masih satu kelurahan. Pernah beberapa kali dia cerita hal pribadi kepadaku. So, aku jujurly merasa agak sedih nggak diwapri pas dia mau menikah lagi. At least, sebagai tetangga lah. Tapi, kembali, kedekatan seseorang kepada orang lain bukan hanya soal wilayah, tapi lebih ke hati. Dan jelas, aku tidak masuk di wilayah hati dia. hehe..
Hal tersebut membawaku over thinking ke soalan berikutnya, apakah ini ada hubungannya dengan kebijaksanaan ( baca; pilihan2 sikapku) terhadap sebuah permasalahan saat aku masih menjadi koordinator sebuah komunitas? Apakah aku dinilai berat sebelah? Apakah aku tidak bertanggung jawab? Apakah aku bla bla bla...
Ya, meskipun kita nggak akan bisa menyenangkan dan memuaskan semua pihak, at least, aku ingin dipahami dan dilihat tidak memihak saat ada permasalahan antar teman dan aku sebagai kapasitasku saat itu harus berada di tengah.
Ah, terlalu jauh kau mikirnya Mbak.
Yes, itulah mengapa temanya mempertanyakan diri sendiri. Bukan untuk menyalahkan siapapun termasuk bahkan diri sendiri, tapi untuk melihat dari kejauhan. Melihat lebih obyektif.
So, pemicu mempertanyakan diri sendiri itu, anggap saja hanya karena dia merasa tak perlu membagikan moment spesialnya kepadamu. you're not close enough utk dimasukkan ke circle wilayah hatinya. Sudah. Nggak usah baper.
Kedua, soal gaya kepemimpinan, or karakter pribadi, Itu adalah hal berbeda. Sesuatu yang nggak bisa kita ubah. Yang bisa diusahakan adalah apakah manifestasi dari karakter itu sudah mempertimbangkan perasaan dan reaksi orang lain, meminimalkan damage sesedikit mungkin atau nggak. Yang jelas juga, kita nggak akan pernah bisa menjadi penjaga hati dari orang lain. That's it!
Selebihnya, wis, tinggalkan di belakang apa2 yang sudah kita usahakan. Keberhasilan sebuah hubungan, baik itu antar pribadi maupun komunitas, tak hanya tergantung pada satu karakter manusianya saja. Tapi adalah gabungan dari banyak orang. JIka seutas tali dari awal sudah getas, kamu, aku, nggak perlu merasa bersalah jika pada akhirnya putus atau kau tinggalkan tetap getas dan lapuk oleh cuaca.
So, mari fokus pada hari ini, mau eksekusi to do list yang mana dulu nih? 😉😉
Tanah Baru, Senin, 11/09/2023
Rabu, 30 Agustus 2023
Tentang Olga Dan Have Fun
Apa yang membuatmu memilih olah raga tertentu dibanding lainnya?
Strava |
Ngobrol sama anak lanang, aku dan bapaknya sebenarnya ingin dia ikut ekskul olahraga team work seperti futsal. Tapi dia nggak mau. Tapak suci dia juga nggak tertarik. Renang ingin ikut, tapi karena sudah bisa nggak kami ijinkan. Jadi selain meneruskan robotic, dia ambil KIR atau science.
Menyimak channel Ade Rai, beberapa penjelasannya tentang kenapa angkat beban itu perlu, bahkan bagi orang yang usia udah masuk lansia, aku tertarik nge-gym. itulah kenapa ketika ada gym khusus wanita baru launching di Depok April kemarin aku mendaftar. Tagline mereka, cukup 30 menit.
Pedometer Step Counter |
Alasan kenapa aku mendaftar dan membayar cukup mahal untuk jadi member di gym itu adalah karena jalan kaki yang beberapa pekan sebelumnya aku lakukan di UI memberi efek nafsu makan meningkat. Tapi setelah pekan ketiga di gym itu dan otot-ototku mulai terbiasa dengan alat-alatnya, aku jatuh jenuh. Monoton, membosankan, dan jelas nggak intense. Plus, kalau kita datang di jam-jam tertentu, slot akan nyaris penuh. Efek kapasitas ruangan kurang memadai (menurutku), aroma-aroma tak sedap termasuk sisa keringat di alat yang habis dipakai orang lain akan mudah tertangkap indra penciumanku yg lumayan tajam. Yes, bau kulit sintetis berpadu dengan keringat itu sukses bikin aku mual.
Halal bi halal RT, aku baru tahu kalau ternyata ada tetangga yang buka fitness. Bahkan beberapa tetangga lainnya udah lama olah raga di sana. Hellowww,, kemana aja gue?
maka mendaftarlah aku di sana dengan anak gadis. Lumayan dekat,dari rumah, dan jelas nggak perlu antri dan ngeluarin parkir spt di gym sebelumnya yang berada di area mall.
Ndilalah, pertemuan pertama langsung dihajar bagian belly. Dua hari kemudian, tuh otot-otot di sekitar bekas luka caesarku protes. Saking sakitnya bahkan untuk pindah posisi tidur dari telentang ke bangun sakit terasa. Jadi kalau mau bangun aku miring, meringkuk dulu, menekuk agar bikini line tempat bekas perutku disobek tidak meregang, baru gerak ke atas.
Produksi keringat dan seger setelahnya, jangan ditanya. Tapi usia, dan intensitas juga nggak bisa dipungkiri tak seperti 20 tahun lalu. Aerobik atau badminton hampir tiap siang pas istirahat kerja ayuk aja. Sekarang, jalan plus lari kecil aja beraattt rasanya.
But, kita nggak boleh menyerah dong.. So, beberapa pekan ini aku kembali ke kebiasaan lama, jalan di UI. Target minimal 5 km, itu sekitar 50-60" . Target langkah harian 7000 langkah. Dan pagi kemarin,--yang menginspirasi judul ini--aku merasakan bahagia dan bersemangat sekaligus. Menyusuri beberapa rute paving dan aspal di UI, menghirup segar udara penuh oksigen dari pepohonan di kanan kiri, berpapasan dengan beberapa wajah yang mulai kuhafal, aku 'memngingatkan' kaki, otak, dan jantungku bahwa mereka dulu biasa melakukan itu.
It's super fun! Itulah alasan kenapa kita memilih satu olah raga dibanding lainnya. Bukan hanya sebab karena kebutuhan kita apa, tapi juga, having fun kah kita saat melakukannya.
Aku, sebenarnya tak masalah dengan semua jenis olah raga. Berkarakter pertengahan, aku oke aja diajak team work dan pada saat yang sama bisa sangat menikmati sendiri. Tapi memang, usia dan seberapa sering aku melatih otot2 jadi pertimbangan juga. But, aku janji, suatu saat harus kembali berlatih angkat beban lagi.
Kalau kalian?
Selasa, 29 Agustus 2023
Semangat Ngonten Lagiii!!!
Jika ada lirik di salah satu lagu Sheilaon7 yg ' betapa mudahnya kau untuk dicintai.." maka, padaku, yg tepat liriknya adalah "betapa mudahnya kau untuk dipengaruhi..." xixixi
Really?
Nggak juga sih, hanya saja, semalam emang sebongkah dorongan positif diarahkan tepat ke dada dan akal warasku oleh seorang teman lama yg positive vibesnya biasa menguar kemana2,--mungkin karena dia berasal dari Pulau Andalas yang setahuku terkenal perempuannya pekerja keras, entah.
Yang jelas, permintaannya untuk sharing ke aku soal menej channel youtube seperti belati tajam yang menusuk tepat di jantungku. melewati ribs yang melindungi, lalu mengucurkan darah segar. (visualisasinya lebay yak, efek suka nonton serial CSI, wkwkwk) Rapopo, karena blog ini kuanggap diary hardcopy yang sudah mati, maka boleh dunk aku pakai diksi yang yahud di sini.
Back to the topic, Tanpa perlu kuenyahkan godaan nonton serial The Rookie n The Rookie Blue di TV on Demand USee TV, channel AXN, semangat ngonten dan ngeblog muncul lagi.
Jika mager sambil ngemil peyek n krupuk plus melototi TV justru membuatmu makin galaw malau, maka kenapa nggak ambil challenge jalan mendaki.
So, dengan semangat habis jalan 8 km di UI pagi ini (which is aku yakin maps di strava lagi mabok karena dgn durasi nyaris sama biasanya cuma dpt 5 km), maka aku tanpa mikir panjang dan banyak pertimbangan plus kekhawatiran aku sharing2 aja n bikin reels.
I dont care about the result. Kuakui, jadwal posting masih kacau di beberapa platform. Blm in line cantik. But who cares? Aku nggak mau terjebak main2 mempercantik n menata rapi skedul di aplikasi Notion, tapi lalu tinggal gagasan spt judulnya, NOTION.
Just get it done, lah! Or you'll stay on the very first ground of your step.
Btw, bagi kalian yg belum tahu channel youtubeku, ada 2 nih. Channel pertama, yang https://www.youtube.com/@AyaranTutorial tadinya buat sharing video cara pakai alat, dll. Mulai buka channel 2013 n ngonten 2015 kalau gak salah. Untuk menjawab pertanyaan customer di fanpage Ayaran Tutorial DIY.
https://youtube.com/@AyaranTutorial |
Atas beberapa pertimbangan (yg kusesali kemudian), aku lalu bikin channel kedua yg rencananya isi project2 yaitu di https://youtube.com/@AyaranDIY
Kamis, 01 Juni 2023
Passion, Ijazah, dan Pengalaman
Salah satu yang membuatku menangis saat hari terakhir di
kantor, Gedung Divisi Teknologi, PT PAL Indonesia, Ujung, Surabaya, Desember
2004 adalah aku tahu pasti akan rindu menggambar. Autocad (terutama) yg sudah kami
akrabi dari tahun 1992, nggak akan aku pakai lagi ke depannya. Keputusan sudah
bulat, dunia kantor , menggambar teknik bukan lagi untukku.
Tapi tahu kah kau, bahwa cinta, bagaimanapun akan menemukan jodohnya. Meski
mungkin berganti rupa. Selain membaca dan menulis, salah satu ketrampilanku yg
cukup mendapat apresiasi jaman SD adalah menggambar. Autodidak, menyontoh kartu
ucapan Harvest atau ilustrasi di majalah dan komik. Aku suka tenggelam dalam goresan
pensil, sebagaimana jemariku khusyu’ memeluk penggaris dan rothring.
Aku menulis ini saat rinai hujan di luar turun, dan tetiba
aku disergap semacam dejavu. Di depan laptop, layar menyajikan Corel, tanganku
tengah menggerakkan tetikus, memanipulasi nodes agar curves terbentuk sesuai keinginanku.
Betapa aku mencintai dunia ini; menggambar dan teknologi.
Tiba-tiba teringat pula percakapan semalam dengan soulmate,
best of the best friendku dari jaman STM, tentang seorang sarjana SI lulusan
universitas bergengsi di dekat rumahku, yang kecewa tidak diterima kerja di perusahaan
sama tempat aku dulu pernah bekerja. Bold di cuitannya itu, dia kecewa S1
dikalahkan dengan lulusan STM. Aku meringis.
Secara garis besar, aku memandangnya sebagai perilaku anak
gen Z kebanyakan yang sok pinter, sok ter update’’, dll. Dia lupa bahwa dia
membandingkan apel dengan jeruk. Dia memversuskan S1 dengan STM. Nggak level
jelas. Tapi coba dia bandingkan pengalaman kerjanya yang 0 thn (kalau nggak
salah dia fresh graduate) dengan si bapak yg sdh 10 tahun bekerja bahkan
beberapa di antaranya di luar negri, serta sertifikat keahlian tertentu yg
nggak murah dan mudah. Aku tahu pasti krn pernah berkecimpung di bidang itu.
Lalu benang merah keduanya apa, Buk? Nggak ada sih. Aku hanya
bernostalgia dengan tempat dulu aku pernah bekerja, yg tahun ini merayakan HUT
nya ke 43,--semoga makin jaya dan berkah bagi negara. Banyak teman masih menikmati
dan meniti karir di sana. Pun lebih banyak yang tersebar mencari nafkah di industry
yang tak berbeda atau bahkan malah jauh seperti aku sekarang. Yang jelas
pasti, dimanapun kita menjemput rejeki, mengisi
hari menanti mati, lakukanlah sesuai passion.
Ijazah, sertifikat, adalah jalan, raga. Ruh nya adalah
passion kita, agar selalu bisa memberi yang terbaik, dan bahagia menjalaninya.
NewLand, 1 Juni 2023