Kamis, 16 November 2023

Belajar Berkuda, Teknik Rising Trot n Sitting Trot

Setelah Kamis n Ahad kemarin nggak bisa belajar karena Bee sedang gak enak badan, hari ini aku bisa menaikinya lagi.

Lutut dan kakiku yg rewel kmrn sempat bikin nggak pede. Tapi, kapan lagi? Jangan sampai semangat luntur karena kelamaan off belajar. 
Alhamdulillah janjian hari ini, Kamis 16 November jam 8 terlaksana.

Pas aku datang, coach Abu Kia yg juga merupakan pemilik Nest Stable Bojongsari Depok sedang melatih seorang bapak-bapak. Pakai Mbak Sarah. Memarkir motor, masuk ke alam, kudapati Bee sedang dipersiapkan Mas Arik. Sekalian deh kukasih dia cemilan wortel. hehe. Videonya ada di Short ya..

Tak lama Coach Abu Kia beserta murid dan istrinya datang. Rumahnya di Pasir Putih dan belajar berkuda niatnya salah satu usaha terapi untuk sakit punggungnya. Beliau rupanya teman Mas Reno kakak ipar Abu Kia yg merupakan PAZ trooper. Mas Reno ini yang di pertemuan ketiga kemarin ngajarin aku. Kukompori sekalian istri Pak murid tadi belajar kayak aku. 

Ngobrol-ngobrol, sambil Abu Kia rest sebentar,  tak lama kemudian Bee siap. Abu Kia, yg sangat mengutamakan safety Masih menggunakan long sheer utk mengontrol jalan Bee. Meski 1/3 waktu sebelum selesai akhirnya dilepas n murni Bee jalan sesuai arah tarikan tanganku.




Alhamdulillah aku udh mulai dapat feel n ritmenya. Dan dengan menonton video rekaman, aku bisa tahu mana yg harus kuperbaiki. Beberapa kali kakiku lolos dari stirrup. Ternyata itu disebabkan cengkeraman paha yg kurang kuat ke perut kuda. Noted dah.

Dan setelah memperbaiki rising trotku, balik ke yang lebih mudah; sitting trot. Jadi lebih gampang ngikutin geolan punggung Bee ngetrot. 
Beda sitting n rising trot apa? Sitting trot tuh bisa dibilang duduk berat. Jadi badan rider mengayun mengikuti gerakan kuda yg trotting tanpa membantu kuda dgn gerakan up n down.

Sedangkan rising trot duduk up n down selaras gerakan kaki2 kuda. Jepitan paha ke perut Kuda jadi tumpuan badan saat up.

Mengevaluasi videoku, jelas tampak aku agak terlalu bersemangat. Hehe. Cucok lah dapat coach Abu Kia yg cenderung perfeksionis, memperhatikan detail, safety freak,-- afwan Coach, semua in positive ways kok, hehe. Aku memang butuh rem untuk mengontrol antusiasme belajarkuku yg cenderung berlebihan. 

Jujurly, belajar berkuda ini, aku nggak pasang target gimana2 atau pengin cepet2 bisa bawa lari atau apa. NO.
Aku menikmati setiap ayunan punggung Bee. Aku menikmati setiap koreksi dari coach, aku menikmati pegal2 kaku otot esok harinya, sebagaimana aku menjura dengan banjir dopamin dan endorfin setelahnya, aku bahkan menikmati kriukan suara Bee makan wortel yg kubawakan. I loved the process. Rasanya pengin 2 hari sekali latihan deh. Hehe.. 

Semoga tetap konsisten, tetap fun, niat demi sunah Rasul dan menjaga sehat. Yay!!! Semangadd, 💪

Tanah Baru, menjelang tidur, Kamis 16 Nop 2023

Sabtu, 04 November 2023

Meet Be, My First Bestie on Horse Riding


Keinginan berkuda itu sebenarnya sudah lama. Tapi karena menurutku termasuk mahal, dan nggak banyak pilihan penyedia jasa kursusnya, baru hari ini niat itu terlaksana.

Mendaftar, bayar untuk sekali pertemuan, aku dapat slot jam 08:00-08:45. Pukul 06:50 aku berangkat dari rumah setelah antar bocah ke sekolah. Jarak 12 km lebih dengan waktu tempuh menurut Google map 33 menit (pagi itu). Nyatanya, krn ada pembangunan jembatan di Sawangan sblm turunan DTC, muacet parah pun tak terelakkan.


Alhamdulillah, meskipun telat 1 menit krn keblanjur nggak belok, aku sampai di lokasi. Yang sempat bikin aku kelewatan, karena mencari-cari plang Nest Stable di tepi jalan. Sebelah kanan kalau dari arah Sawangan. Seandainya googling di zoom, akan ketahuan dia satu area dengan SDIT Bina Cendekia dan PAUD Al Biruni, yang tandanya jelas banget dari jalan. Pemilik Nest Stable ini salah satu pengurus Yayasan tsb, yang Alhamdulillah jadi coachku, Abu Kia. 

Sesuai dengan tinggi, berat badan, dan nol pengalamanku naik kuda, aku dipasangkan dengan Be. Kuda betina jenis G3 yg anggun n type plegmatis kalau aku bilang. Dikasih nama B pun sebenarnya bukan bee (lebah) tapi dr kata beauty. Cantik emang si B ini. Anggun berjalan dengan tinggi 152 cm. Beda 7,5 cm doang dari aku yg 159,5 cm. Jadi lumayan juga buatku naikinya. Harus dibantu dengan kursi tangga. Hehe..

Selain B, di Nest ada juga mbak Sarah yg jenis Sandel. Funky penampilannya kalau aku bilang, n sptnya agak cheerful.  Sesuai jenisnya, tingginya di bawah Be, yaitu 135 cm. Ada juga miss Queen entah jenis apa. Sepertinya G juga. Dia tinggi juga kayak mbak Be. Umur Be sekitar 6-7 thn, blm pernah kawin. 

Usai pakai helm dan sepatu boot, aku menuju lapangan. Be sedang pemanasan dengan jalan keliling. Tentang sepatu boot, ini hampir wajib hukumnya untuk safety penunggang. In case kaki kuda menginjak kaki penunggang, akan bisa agak terselamatkan oleh bahan sepatu boot, karet. Sempat ingat sepatu boot kerja, bahan kulit yang ujung depannya besi. Atas nama safety juga, kalau kejatuhan material besi. 

Kembali ke horse riding, pelajaran pertama dari Coach Abu Kia, saat menghampiri kuda. Jangan tiba2 mendekat dr arah depan atau belakang. Bisa bikin dia kaget n kena sepak. Posisi kita harus dari samping sejajar kaki depan.
Pelajaran selanjutnya bonding. Ajak bicara, elus, hilangkan cemas apalagi takut. Aura kita akan bs dirasakan oleh kuda. Kalau kita cemas n takut, plus kudanya yg type iseng, bisa cari gara2 dia, nggoda kita, nggak mau diam. 

Cara pegang tali (ini tali panjang, bukan tali kekang utk menunggang), tangan kiri pegang sisa tali yg digulung longgar. Tangan kanan pegang yg dekat hidungnya. Kita bawa jalan, posisi tangan ke bawah. Santuy but steady.  Jgn kaku apalagi narik2. Dan agar kuda tahu kita pegang kendali, saat menggiringnya, kita berada di depan. Sebagai leader dr kawanan. Dia hrs nurut sama kita. Bukan sebaliknya.

Pelajaran berikutnya, cara menaiki. Posisi tangan kiri memegang kedua bagian tali kekang. Tangan kanan menumpu pada bagian belakang pelana (saddle), dan  kaki kiri masuk besi sanggurdi (stirrup)

source gambar https://www.britannica.com/topic/horsemanship/Bridles

Pelajaran berikutnya posisi duduk dan cara memegang tali kekang. Paha menempel di pelana. Tumit menjejak, sehingga bagian ujung depan kaki agak mengarah ke atas. Cara memegang tali jepit di antara jempol dan 4 jari lainnya. Posisi nggak boleh ditarik2. Atau tegang. Sakit nanti kudanya. Pas narik tali tanda berhenti atau berbelok sejajar pinggang, ke belakang.


 
Untuk pertemuan ini diajari juga gerakan up, yaitu mengangkat pantat dari pelana, dengan kekuatan paha bawah. Tidak dgn menjejak di stirrup atau menarik tali kekang. Oh ya, jarak/panjang tali stirrup ini bisa diatur sesuai tinggi/ panjang kaki n paha kita. Acuan perkiraan panjangnya, jarak pangkal besi kaitan ke alas stirrup sama dengan panjang lurus tumit telapak tangan ke ketiak penunggang. Belt bagian dalam  ditarik kencang sehingga ring gespernya mentok di besi  pengait dan mengunci. 

Awalnya kupikir akan dipegang terus tali panjangnya sama coachnya. Ternyata dilepas. Beliau melihat B dan aku udh mulai terjalin bonding. Pas balik kandang pun aku yg menuntun B. InsyaAllah besok kesana lagi bawain dia wortel atau apel.

Jadi Alhamdulillah udh bs jalan santuy, belajar belokin B n taat pada jalurnya di hari pertama aku belajar naik kuda. Can't wait pelajaran2 berikutnya. 
Semangaddd


Tanah Baru, Jumat 27 Oktober 2023

Senin, 18 September 2023

Take It Slow But Sure

Membeberkan rencanaku utk halaman, bojoku ketawa, "Halah, kamu itu dangtek. Anget2 tai ayam." 
"Justru itulah, makanya aku butuh dukunganmu. Mental dan financial." jawabku. "Kalau nuruti dangtekku, udh dr kemarin aku beli segala macam tanaman. Tapi ini aku tahan karena bla bla bla..."

Bojoku nggak komentar lagi pas kusodori rencana layout halaman. Letak bedengan, ukuran, kebutuhan material, plus jenis tanaman yg mau kutanam. Taringku sebagai mantan STM jurusan gambar rancang bangun kukeluarkan. Dan sohib sekolah plus eks partner kerjaku pun mak klakep. 

Mengawali rencanaku itu, pacul udh kupegang sejak kemarin. Meratakan tanah, menata grass block, dsb. Meski nggak langsung berhubungan dgn raised bed, tapi dia adalah bagian dr lay out. Plus, aku butuh tanahnya utk mengisi si raised bed aka bedengan yg rencana kubikin pakai hebel. 

Sejam macul,--sungkem maturnuwun ke bapakku Allahuyarham yg ngajari aku pekerjaan laki2 dan melakukannya sepenuh hati--angkat2 n nata grass block cukup bikin kaosku teles kebes. Ngalah2i pas fitness. 😀 Yes, olah raga gratis! 

Cari kringet bakar kalori adalah salah satu tujuan pekerjaan kasar itu kupegang sendiri. Bukan soal pelit nggak mau bayari orang. No. 

Spt kubilang ke anak2, dalam bikin SMART plan, ada faktok A, yaitu achievable. Bisa nggak kira2 mencapainya. Mengukur kemampuan, menata sendiri halaman tanpa bantuan tukang adalah measurable n achievable buatku. Time bound, sesuaikan dgn kekuatan, nggak kubikin kapan harus selesainya. Nikmati saja step by stepnya. Krn unsur pleasure bagiku adalah bagian dr sebuah pekerjaan (apapun itu, termasuk ngecraft, masak n beberes rumah) yg tak boleh ditinggalkan. 
So, take it slow but sure.😉

NewLand 19/09/2023 

Minggu, 10 September 2023

Questioning My Self

 Mempertanyakan diri sendiri, pernahkah? Pasti. Seberapa sering? Tergantung, apakah kita termasuk over thinking, baperan, atau cueks.

Dalam ranah apa? Kemampuan akademis, kemampuan sosialisasi? Or what?


Aku kemarin kena serangan itu. Mempertanyakan diri sendiri, sudah benarkah langkahku? Dsb dsb.. Itulah kenapa kuputuskan untuk mengangkat itu sebagai tema jurnaling pagi ini.

Sepulang antar bocah, menengok dan ngelus-ngelus sebentar tanaman di halaman, kunyalakan laptop dan mulai mengetik. Sembari menanti si laptop ready, mengecek beberapa wa wapri dan group.

Pemicu aku mempertanyakan diri sendiri adalah menikahnya seorang teman, termasuk dekat rumah, masih satu kelurahan. Pernah beberapa kali dia cerita hal pribadi kepadaku. So, aku jujurly merasa agak sedih nggak diwapri pas dia mau menikah lagi. At least, sebagai tetangga lah. Tapi, kembali, kedekatan seseorang kepada orang lain bukan hanya soal wilayah, tapi lebih ke hati. Dan jelas, aku tidak masuk di wilayah hati dia. hehe..

Hal tersebut membawaku over thinking ke soalan berikutnya, apakah ini ada hubungannya dengan kebijaksanaan ( baca; pilihan2 sikapku) terhadap sebuah permasalahan saat aku masih menjadi koordinator sebuah komunitas? Apakah aku dinilai berat sebelah? Apakah aku tidak bertanggung jawab? Apakah aku bla bla bla...

Ya, meskipun kita nggak akan bisa menyenangkan dan memuaskan semua pihak, at least, aku ingin dipahami dan dilihat tidak memihak saat ada permasalahan antar teman dan aku sebagai kapasitasku saat itu harus berada di tengah.

Ah, terlalu jauh kau mikirnya Mbak.
Yes, itulah mengapa temanya mempertanyakan diri sendiri. Bukan untuk menyalahkan siapapun termasuk bahkan diri sendiri, tapi untuk melihat dari kejauhan. Melihat lebih obyektif.

So, pemicu mempertanyakan diri sendiri itu, anggap saja hanya karena dia merasa tak perlu membagikan moment spesialnya kepadamu. you're not close enough utk dimasukkan ke circle wilayah hatinya. Sudah. Nggak usah baper.

Kedua, soal gaya kepemimpinan, or karakter pribadi, Itu adalah hal berbeda. Sesuatu yang nggak bisa kita ubah. Yang bisa diusahakan adalah apakah manifestasi dari karakter itu sudah mempertimbangkan perasaan dan reaksi orang lain, meminimalkan damage sesedikit mungkin atau nggak. Yang jelas juga, kita nggak akan pernah bisa menjadi penjaga hati dari orang lain. That's it!

Selebihnya, wis, tinggalkan di belakang apa2 yang sudah kita usahakan. Keberhasilan sebuah hubungan, baik itu antar pribadi maupun komunitas, tak hanya tergantung pada satu karakter manusianya saja. Tapi adalah gabungan dari banyak orang. JIka seutas tali dari awal sudah getas, kamu, aku, nggak perlu merasa bersalah jika pada akhirnya putus atau kau tinggalkan tetap getas dan lapuk oleh cuaca.

So, mari fokus pada hari ini, mau eksekusi to do list yang mana dulu nih? 😉😉

Tanah Baru, Senin, 11/09/2023

Rabu, 30 Agustus 2023

Tentang Olga Dan Have Fun

 Apa yang membuatmu memilih olah raga tertentu dibanding lainnya?

Strava



Ngobrol sama anak lanang, aku dan bapaknya sebenarnya ingin dia ikut ekskul olahraga team work seperti futsal. Tapi dia nggak mau. Tapak suci dia juga nggak tertarik. Renang ingin ikut, tapi karena sudah bisa nggak kami ijinkan. Jadi selain meneruskan robotic, dia ambil KIR atau science. 


Menyimak channel Ade Rai, beberapa penjelasannya tentang kenapa angkat beban itu perlu, bahkan bagi orang yang usia udah masuk lansia, aku tertarik nge-gym. itulah kenapa ketika ada gym khusus wanita baru launching di Depok April kemarin aku mendaftar. Tagline mereka, cukup 30 menit.




Pedometer Step Counter



Alasan kenapa aku mendaftar dan membayar cukup mahal untuk jadi member di gym itu adalah karena jalan kaki yang beberapa pekan sebelumnya aku lakukan di UI memberi efek nafsu makan meningkat. Tapi setelah pekan ketiga di gym itu dan otot-ototku mulai terbiasa dengan alat-alatnya, aku jatuh jenuh. Monoton, membosankan, dan jelas nggak intense. Plus, kalau kita datang di jam-jam tertentu, slot akan nyaris penuh. Efek kapasitas ruangan kurang memadai (menurutku), aroma-aroma tak sedap termasuk sisa keringat di alat yang habis dipakai orang lain akan mudah tertangkap indra penciumanku yg lumayan tajam. Yes, bau kulit sintetis berpadu dengan keringat itu sukses bikin aku mual. 



Halal bi halal RT, aku baru tahu kalau ternyata ada tetangga yang buka fitness. Bahkan beberapa tetangga lainnya udah lama olah raga di sana. Hellowww,,  kemana aja gue? 
maka mendaftarlah aku di sana dengan anak gadis. Lumayan dekat,dari rumah, dan jelas nggak perlu antri dan  ngeluarin parkir spt di gym sebelumnya yang berada di area mall.

Ndilalah, pertemuan pertama langsung dihajar bagian belly. Dua hari kemudian, tuh otot-otot di  sekitar bekas luka caesarku protes. Saking sakitnya bahkan untuk pindah posisi tidur dari telentang ke bangun sakit terasa. Jadi kalau mau bangun aku miring, meringkuk dulu, menekuk agar bikini line tempat bekas perutku disobek tidak meregang, baru gerak ke atas.

Produksi keringat dan seger setelahnya, jangan ditanya. Tapi usia, dan intensitas juga nggak bisa dipungkiri tak seperti 20 tahun lalu. Aerobik atau badminton hampir tiap siang pas istirahat kerja ayuk aja. Sekarang, jalan plus lari kecil aja beraattt rasanya.
But, kita nggak boleh menyerah dong.. So, beberapa pekan ini aku kembali ke kebiasaan lama, jalan di UI. Target minimal 5 km, itu sekitar 50-60" . Target langkah harian 7000 langkah. Dan pagi kemarin,--yang menginspirasi judul ini--aku merasakan bahagia dan bersemangat sekaligus. Menyusuri beberapa rute paving dan aspal di UI, menghirup segar udara penuh oksigen dari pepohonan di kanan kiri, berpapasan dengan beberapa wajah yang mulai kuhafal, aku 'memngingatkan' kaki, otak, dan jantungku bahwa mereka dulu biasa melakukan itu. 




It's super fun! Itulah alasan kenapa kita memilih satu olah raga dibanding lainnya. Bukan hanya sebab karena kebutuhan kita apa, tapi juga, having fun kah kita saat melakukannya. 
Aku, sebenarnya tak masalah dengan semua jenis olah raga. Berkarakter pertengahan, aku oke aja diajak team work dan pada saat yang sama bisa sangat menikmati sendiri. Tapi memang, usia dan seberapa sering aku melatih otot2 jadi pertimbangan juga. But, aku janji, suatu saat harus kembali berlatih angkat beban lagi. 
Kalau kalian?

Selasa, 29 Agustus 2023

Semangat Ngonten Lagiii!!!

Jika ada lirik di salah satu lagu Sheilaon7 yg ' betapa mudahnya kau untuk dicintai.." maka, padaku, yg tepat liriknya adalah "betapa mudahnya kau untuk dipengaruhi..." xixixi

Really? 
Nggak juga sih, hanya saja, semalam emang sebongkah dorongan positif diarahkan tepat ke dada dan akal warasku oleh seorang teman lama yg positive vibesnya biasa menguar kemana2,--mungkin karena dia berasal dari Pulau Andalas yang setahuku terkenal perempuannya pekerja keras, entah.
Yang jelas, permintaannya untuk sharing ke aku soal menej channel youtube seperti belati tajam yang menusuk tepat di jantungku. melewati ribs yang melindungi, lalu mengucurkan darah segar. (visualisasinya lebay yak, efek suka nonton serial CSI, wkwkwk) Rapopo, karena blog ini kuanggap diary hardcopy yang sudah mati, maka boleh dunk aku pakai diksi yang yahud di sini.

Back to the topic, Tanpa perlu kuenyahkan godaan nonton serial The Rookie n The Rookie Blue di TV on Demand USee TV, channel AXN, semangat ngonten dan ngeblog muncul lagi. 
Jika mager sambil ngemil peyek n krupuk plus melototi TV justru membuatmu makin galaw malau, maka kenapa nggak ambil challenge jalan mendaki. 
So, dengan semangat habis jalan 8 km di UI pagi ini (which is aku yakin maps di strava lagi mabok karena dgn durasi nyaris sama biasanya cuma dpt 5 km), maka aku tanpa mikir panjang dan banyak pertimbangan plus kekhawatiran aku sharing2 aja n bikin reels. 

I dont care about the result. Kuakui, jadwal posting masih kacau di beberapa platform. Blm in line cantik. But who cares? Aku nggak mau terjebak main2 mempercantik n menata rapi skedul di aplikasi  Notion, tapi lalu tinggal gagasan spt judulnya, NOTION.
 Just get it done, lah! Or you'll stay on the very first ground of your step.

Btw, bagi kalian yg belum tahu channel youtubeku, ada 2 nih. Channel pertama, yang https://www.youtube.com/@AyaranTutorial tadinya buat sharing video cara pakai alat, dll. Mulai buka channel 2013 n ngonten 2015 kalau gak salah. Untuk menjawab pertanyaan customer di fanpage Ayaran Tutorial DIY. 



https://youtube.com/@AyaranTutorial
https://youtube.com/@AyaranTutorial

Atas beberapa pertimbangan (yg kusesali kemudian), aku lalu bikin channel kedua yg rencananya isi project2 yaitu di https://youtube.com/@AyaranDIY

https://youtube.com/@AyaranDIY


Selain 2 channel youtube di atas, aku ada ngeksis di platform lainnya spt IG, Pinterest, Tiktok (ini baru barngedd), dan jelas FB personnal n fanpage. Kepoin di https://linktr.ee/ayaran ya.. jangan lupa subscribe, like, comment, n share. kapan2 aku mau nulis tentang algoritma Youtube n platform lain yg kuketahui. InsyaAllah. Mau update bentar habis ini. Thanks youuu.. Muaach!


Kamis, 01 Juni 2023

Passion, Ijazah, dan Pengalaman

 

Salah satu yang membuatku menangis saat hari terakhir di kantor, Gedung Divisi Teknologi, PT PAL Indonesia, Ujung, Surabaya, Desember 2004 adalah aku tahu pasti akan rindu menggambar. Autocad (terutama) yg sudah kami akrabi dari tahun 1992, nggak akan aku pakai lagi ke depannya. Keputusan sudah bulat, dunia kantor , menggambar teknik bukan lagi untukku.

Tapi tahu kah kau, bahwa cinta, bagaimanapun akan menemukan jodohnya. Meski mungkin berganti rupa. Selain membaca dan menulis, salah satu ketrampilanku yg cukup mendapat apresiasi jaman SD adalah menggambar. Autodidak, menyontoh kartu ucapan Harvest atau ilustrasi di majalah dan komik. Aku suka tenggelam dalam goresan pensil, sebagaimana jemariku khusyu’ memeluk penggaris dan rothring.

Aku menulis ini saat rinai hujan di luar turun, dan tetiba aku disergap semacam dejavu. Di depan laptop, layar menyajikan Corel, tanganku tengah menggerakkan tetikus, memanipulasi nodes agar curves terbentuk sesuai keinginanku. Betapa aku mencintai dunia ini; menggambar dan teknologi.

Tiba-tiba teringat pula percakapan semalam dengan soulmate, best of the best friendku dari jaman STM, tentang seorang sarjana SI lulusan universitas bergengsi di dekat rumahku, yang kecewa tidak diterima kerja di perusahaan sama tempat aku dulu pernah bekerja. Bold di cuitannya itu, dia kecewa S1 dikalahkan dengan lulusan STM. Aku meringis.

Secara garis besar, aku memandangnya sebagai perilaku anak gen Z kebanyakan yang sok pinter, sok ter update’’, dll. Dia lupa bahwa dia membandingkan apel dengan jeruk. Dia memversuskan S1 dengan STM. Nggak level jelas. Tapi coba dia bandingkan pengalaman kerjanya yang 0 thn (kalau nggak salah dia fresh graduate) dengan si bapak yg sdh 10 tahun bekerja bahkan beberapa di antaranya di luar negri, serta sertifikat keahlian tertentu yg nggak murah dan mudah. Aku tahu pasti krn pernah berkecimpung di bidang itu.

Lalu benang merah keduanya apa, Buk? Nggak ada sih. Aku hanya bernostalgia dengan tempat dulu aku pernah bekerja, yg tahun ini merayakan HUT nya ke 43,--semoga makin jaya dan berkah bagi negara. Banyak teman masih menikmati dan meniti karir di sana. Pun lebih banyak yang tersebar mencari nafkah di industry yang tak berbeda atau bahkan malah jauh seperti aku sekarang. Yang jelas pasti,  dimanapun kita menjemput rejeki, mengisi hari menanti mati, lakukanlah sesuai passion.

Ijazah, sertifikat, adalah jalan, raga. Ruh nya adalah passion kita, agar selalu bisa memberi yang terbaik, dan bahagia menjalaninya.

 

NewLand, 1 Juni 2023